Video di atas memberikan contoh dengan sangat baik, bagaimana seorang penjual mie yang bisa jadi tak lebih kaya dari penjual warung yang memukuli anak kecil yang mencuri obat untuk ibunya yang sedang sakit.
Ya, dengan keterbatasannyapun penjual mie lalu membayar obat yang tadi dicuri oleh si anak. Ia tak perlu lama menginterogasi si anak apakah betul ibunya sedang sakit.
Mungkin saja orang berbohong memang. Tapi bisa jadi si penjual mie tak ingin dipersulit dengan prasangka terlalu jauh yang bisa jadi malah menghalanginya dari berbuat baik.
Niat untuk berbuat baik inilah yang melandasi tindakan si penjual mie untuk berbagi. Tanpa harus menghitung seberapa kaya, ia tergerak untuk menolong si anak.
Dan Subhanallah.... 30 tahun kemudian sedekah si penjual mie dibalas dengan cara dan kondisi yang berbeda.
Ya maha besar Allah
Senyatanya tak perlu menunggu kaya untuk bisa bersedekah. Hanya dibutuhkan niat dan laksanakan. Maka kita sudah memberi 1 kemanfaatan kepada orang lain.
Bukankah sebaik-baik orang adalah yang memberikan manfaat bagi sesamanya?
Mari terus menghidupkan niat untuk selalu memberi manfaat kepada orang lain. Bukan semata dengan harta. Mengajarkan ilmu kepada orang yang belum mengetahuinya jugalah sedekah jariyah yang akan terus mengalir pahalanya.
Begitupun mensedekahkan tenaga dalam kebaikan pun jariyah yang tak akan berhenti mengalir pahalanya.
Jangan menunggu kaya untuk sedekah, sebab senyatanya memang kita tak perlu menunggu untuk berbuat kebaikan.
Ikuti Blog Kami:
http://sedekah10ribu.blogspot.com/
Follow Twitter Kami:
https://twitter.com/Sedekah10Ribu
Facebook Fan Page:
https://www.facebook.com/Sedekah10Ribu